Rabu, 25 Januari 2012

Kolesterol Ditakuti, Tetapi Juga Dibutuhkan


Kolesterol adalah salah satu bahan yang menjadi puncak utama kepada masalah peyakit jantung. Apabila kandungannya tinggi di dalam darah, ia berpotensi melekat pada dinding salur darah. Ini akan membuatkan salur darah mengecil dan akhirnya boleh tersumbat. Proses ini dikenali sebagai atherosclerosis. Sekiranya berlaku pada arteri yang ke jantung, kesannya adalah penyakit jantung.

Kolesterol sudah menjadi musuh manusia. Padahal, zat ini besar manfaatnya untuk otak dan hati, serta jaringan saraf yang ada dalam tubuh manusia. Bahkan, kolesterol berperan dalam pembentukan hormon seks. Jadi, manusia memerlukannya di dalam proses biologi. Cuma tidak boleh pada jumlah yang terlalu banyak.

Mendengar kata kolesterol, pikiran kita sebagian besar pasti terarah kepada  penyakit pencabut nyawa seperti penyakit jantung, stroke, dan sebagainya. Opini tersebut semakin terbentuk oleh banyaknya iklan-iklan produk makanan yang memberi iming-iming “bebas kolesterol”.
Ekspose secara berlebihan tersebut, memberi kesan bahwa kolesterol merupakan musuh besar bagi kesehatan manusia. Benarkah kolesterol berbahaya?
Ditilik dari sejarahnya, kolesterol memang memberi catatan buruk bagi dunia medis. Pada tahun 1908, para ahli telah menemukan bahwa hewan percobaan yang diberi makan daging, susu berlemak, dan telur secara berlebihan akan mengalami endapan lemak pada dinding arteri (saluran darah).
Hal tersebut menyebabkan saluran darah menjadi lebih sempit, disebut sebagai aterosklerosis. Proses tersebut berlangsung sangat lama dan merupakan cikal-bakal penyakit stroke dan serangan jantung. Pada tahun 1913, beberapa ahli merumuskan bahwa endapan lemak tersebut adalah kolesterol.
Pada tahun 1916, Cornelius de Langen, seorang dokter asal Belanda yang ketika itu berkerja di Indonesia, menemukan bahwa jumlah penduduk asli Indonesia yang menderita sakit jantung lebih rendah dibanding orang Belanda yang tinggal di Indonesia.
Ia membuat spekulasi bahwa kandungan kolesterol yang rendah di kalangan orang Indonesia disebabkan pola makan yang lebih banyak mengandung unsur tumbuhan, ketimbang orang Belanda yang lebih menyukai daging dan makanan hewani lainnya.
Pada akhir Perang Dunia II, para ahli riset di Skandinavia menemukan fakta bahwa kematian akibat penyakit jantung turun drastis selama peperangan. Hal tersebut disebabkan menurunnya konsumsi daging, susu, dan telur.
Saat ini para ilmuwan menemukan fakta bahwa orang yang menderita sakit jantung, pada umumnya mempunyai kadar kolesterol yang lebih tinggi dibanding orang yang sehat.
Di negara-negara maju yang konsumsi kolesterolnya tinggi (seperti Amerika Serikat), penyakit jantung merupakan salah satu penyebab utama kematian. Laporan American Heart Association (AHA) menyebutkan bahwa lebih dari 100 juta orang dewasa di AS mempunyai kadar kolesterol di atas rata-rata, dan 40 juta di antaranya mempunyai kadar kolesterol sangat tinggi. Kondisi tersebut menyebabkan angka kematian akibat penyakit jantung dan stroke mencapai 500.000 orang setiap tahun.
Pada tahun 1976, Badan Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan bahwa pengapuran jantung akibat kolesterol telah dialami seseorang sejak berusia 20 tahun. Pengapuran tersebut semakin menebal 3 persen setiap tahunnya.
Melihat fakta-fakta di atas, tidak heran, banyak orang mengidentikkan kolesterol sebagai sesuatu yang berbahaya bagi kesehatan manusia meskipun pendapat tersebut tidak sepenuhnya benar. Tulisan ini akan memberikan informasi yang berimbang tentang dampak positif dan negatif kolesterol.
Terbentuk di dalam Tubuh
Apakah kolesterol itu sebenarnya? Kolesterol merupakan produk khas hasil metabolisme hewan. Kolesterol hanya terdapat dalam makanan yang berasal dari hewan seperti daging, ikan, telur, susu, otak, dan jeroan. Dilihat dari struktur kimianya, kolesterol merupakan kelompok steroid, yaitu suatu zat yang termasuk ke dalam golongan lipid.
Pada manusia, Kolesterol dapat disintesis sendiri di dalam tubuh, yaitu di bagian hati, korteks, adrenal, kulit, usus, testis, lambung, otot, jaringan adiposa, dan otak. Sekitar 17 persen dari berat kering otak terdiri atas kolesterol. Dengan demikian, tanpa Kolesterol, struktur otak tidak mungkin terbentuk dengan sempurna.

Meskipun dianggap berbahaya, Kolesterol tetap dibutuhkan oleh tubuh. Manusia rata-rata membutuhkan 1.100 miligram kolesterol per hari untuk memelihara dinding sel dan fungsi fisiologis lain. Dari jumlah tersebut 25-40 persen (200-300 mg) secara normal berasal dari makanan dan selebihnya disintesis oleh tubuh.

Jika jumlah Kolesterol di dalam tubuh kurang, sintesis kolesterol di dalam hati dan usus meningkat untuk memenuhi kebutuhan jaringan dan organ lain. Sebaliknya, jika jumlah kolesterol di dalam makanan meningkat, sintesis kolesterol di dalam hati dan usus menurun.
Meskipun tubuh dapat mensintesis kebutuhan kolesterol, kolesterol yang berasal dari makanan memegang peran penting karena merupakan sterol utama di dalam tubuh manusia, serta komponen permukaan sel dan membran intraselular.
Penelitian pada tikus menunjukkan, jika hanya terdapat 0,05 persen kolesterol dalam makanan, 70-80 persen kolesterol tubuh akan disintesis di hati, usus halus, dan kelenjar adrenal. Jika kandungan kolesterol dalam makanan naik menjadi 2 persen, biosintesis kolsterol di dalam tubuh menurun menjadi 10-30 persen.
Kolesterol dibutuhkan tubuh antara lain dalam sintesis asam empedu yang diperlukan untuk proses pencernaan lemak atau minyak, sintesis vitamin D, dan sebagai komponen membran sel. Kolesterol mempunyai peran sangat penting dalam tubuh karena tidak hanya pembentuk membran sel, tetapi juga pelopor biosintesis umum lain, termasuk hormon seks dan asam empedu.
Kolesterol merupakan prekursor dari pengeluaran asam empedu yang disintesis dalam hati dan berfungsi untuk menyerap trigliserida (triasilogliserol) dan vitamin larut lemak dari makanan, serta sebagai prekursor dari hormon steorid, estrogen, dan testoteron.
Peran lain kolesterol, yaitu membantu sel saraf menjalankan fungsinya. Bila tanpa kolesterol, koordinasi gerak tubuh dan kemampuan berbicara akan terganggu.
Jenis Kolesterol
Bila tubuh dalam keadaan sehat dan konsumsi makanan normal, tubuh cenderung mempertahankan keseimbangan kolesterol. Kolesterol yang diasup dan disintesis tubuh diubah menjadi jaringan, hormon, dan vitamin yang kemudian beredar ke dalam tubuh melalui darah.
Kolesterol tidak dapat larut dalam darah. Agar dapat diangkut dalam aliran darah, kolesterol bersama lemak-lemak lain (trigliserida dan fosfolipid) harus berikatan dengan protein untuk membentuk senyawa yang larut, yaitu lipoprotein.
Kilomikron merupakan lipoprotein yang mengangkut lemak menuju ke hati. Dalam hati, ikatan lemak tersebut akan diuraikan, sehingga terbentuk kembali unsur lemak. Asam lemak yang terbentuk akan dipakai sebagai sumber energi atau bila jumlahnya berlebih akan disimpan dalam jaringan lemak.
Bila asupan kolesterol tidak mencukupi, sel hati akan memproduksinya. Dari hati, kolesterol diangkut oleh lipoprotein yang bernama LDL (low density lipoprotein) untuk dibawa ke sel-sel tubuh yang memerlukannya, termasuk ke sel otot jantung, otak, dan lain-lain agar dapat berfungsi sebagaimana mestinya.
Kelebihan kolesterol akan diangkut kembali oleh lipoprotein yang disebut HDL (high density lipoprotein) untuk dibawa ke hati yang selanjutnya akan diuraikan dan dibuang ke dalam kantung empedu sebagai asam empedu.
LDL mengandung lebih banyak lemak daripada HDL, sehingga ia akan mengambang di dalam darah. Protein utama yang membentuk LDL adalah Apo-B (apolipoprotein-B). LDL dianggap sebagai lemak jahat karena dapat menyebabkan penempelan kolesterol di dinding pembuluh darah.
LDL merupakan pembawa kolesterol terbanyak, yaitu sekitar 60 persen dari kolesterol total plasma. Meskipun sering disebut sebagai kolesterol jahat, LDL mempunyai peran penting, yaitu membawa sterol ke jaringan perifer dan digunakan untuk konstruksi membran atau untuk pembentukan hormon steroid.
HDL adalah partikel lipoprotein yang padat dan kecil, disintetis dalam hati maupun usus. HDL sering disebut sebagai lemak baik karena dalam operasinya ia membersihkan kelebihan kolesterol dari dinding pembuluh darah dengan mengangkutnya kembali ke hati. Hal tersebut diduga merupakan mekanisme utama HDL dalam melindungi pembuluh darah terhadap terjadinya aterosklerosis.
Lemak baik ini dapat menghilangkan kolesterol dari sel busa pada luka ateroklerosis atau melindungi LDL dari modifikasi oksidasi. Rendahnya kadar HDL di dalam plasma akan meningkatkan risiko penyakit jantung koroner. Protein utama yang membentuk HDL adalah Apo-A (apolipoprotein).
HDL ini mempunyai kandungan lemak lebih sedikit dan kepadatan tinggi atau lebih berat.
Sumber : kolesterol ditakuti, tetapi juga dibutuhkan

0 komentar:

Posting Komentar