Selasa, 13 Desember 2011

Kuteks Lebih Cepat Kering

Kuteks Untuk mengatasi warna kuku yang kusam, seringkali kita lebih mengandalkan pulasan warna dan nail art. Agar aksi memperindah kuku lebih maksimal hasilnya, kita juga perlu pintar-pintar menyiasati dengan cara yang lebih menyehatkan. Misalnya, saat memilih produk kosmetik kuku biasanya kita hanya memilih berdasarkan kriteria warna. Namun, coba gunakan juga kriteria bahan aktif yang digunakan.
Kosmetik seperti kuteks lazimnya mengandung dibutyl phthalates yang membuat cairan kuteks mudah diaplikasikan. Sayangnya, bahan ini juga bisa memicu ketidakseimbangan hormon, terutama pada anak-anak. Oleh karena itu, gunakan produk kuteks yang berlabel bebas phthalates. Meskipun tidak tercantum pada label kemasan, kenali kandungan phthalates dalam sebuah produk lewat aromanya yang menyengat atau terlalu wangi.
Nathalia Karakhati R, General Manager C’s Nail Academy dan Color Club Nail Studio, Jakarta, menambahkan, perhatikan juga bahan aktif lainnya. Kuteks sebaiknya tidak mengandung formaldehyde, toluene, dan parabene, karena tidak aman bagi tubuh.
Selain itu, perhatikan jangka waktu penyimpanan kuteks. Maksimal 6 bulan setelah dibuka. “Buanglah sisa kuteks jika tak habis terpakai dalam waktu 6 bulan,” kata John Cook, ahli kimia khusus kosmetik di Frisco, Texas.

Mengeringkan kuteks

Teknik pengeringan yang tepat ikut berpengaruh pada keberlangsungan pewarna kuku. Pertama-tama, pastikan pemulasan lapisan kedua atau ketiga dilakukan setelah lapisan di bawahnya benar-benar mengering.
Biasanya, Anda menggunakan blower atau hair dryer untuk mempercepat pengeringan kuku. Namun, Cara pengeringan yang dianjurkan oleh Belinda Rivera, spesialis kuku di Austin, Texas, adalah dengan mengangin-anginkan pulasan terlebih dahulu selama 2 menit. Lalu rendam kuku dalam air dingin selama 3 menit.
Teknik pengeringan ini dapat membantu menjaga tekstur kuteks melekat dengan lebih baik. Selain membekukan dan mengeringkan, suhu dingin dari es batu juga mengunci warna kuteks serta mengeraskan lapisannya dengan cepat.

Kuteks lazimnya mengandung dibutyl phthalatesyang membuat cairan kuteks mudah diaplikasikan. Sayangnya, bahan ini juga bisa memicu ketidakseimbangan hormon, terutama pada anak-anak. Oleh karena itu, gunakan produk kuteks yang berlabel bebas phthalates. Meskipun tidak tercantum pada label kemasan, kenali kandunganphthalates dalam sebuah produk lewat aromanya yang menyengat atau terlalu wangi.

0 komentar:

Posting Komentar